Kamis, 20 Agustus 2020

Mendalami Sejarah : Masa Perundagian

Mendalami Sejarah : Masa Perundagian| Masa perundagian sering juga disebut masa pertukangan atau masa bercocok tanam di persawahan. Pada masa ini sudah dikenal teknik bercocok tanam secara lebih maju. Masyarakat mulai menyadari bahwa kehidupan berpindah-pindah tidak menguntingkan karena mereka selalu disibukkan dengan membuka hutan untuk dijadikan ladang. Tahap kehidupan perundagian atau bercocok tanam di persawahan merupakan tahap kehidupan bercocok tanam tingkat lanjut.  Pada masa perundagian atau berocok tanam di persawahan ini sudah dikenal berbagai alat yang terbuat dari batu dan tulang. Peralatan yang dibuat sudah halus dan lebih baik dari pada peralatan pada masa sebelumnya. Dalam masa perundagian, masyarakat memiliki kemahiran dalam mengolah logam. 

Berbagai jenis alat dibuat dari logam, seperti kapak perunggu, nekara perunggu, bejana perunggu, arca perunggu, perhiasan perunggu, dan barang-barang dari besi. Walaupun sudah mengenal logam, tidak berarti penggunaan barang-barang dari batu tidak digunakan. Hal ini dikarenakan bahan logam persediannya masih terbatas. Dengan keterbatasan ini, hanya orang-orang tertentu yang menggunakan logam. Besar kemungkinan pada masa perundagian ini orang sudah melakukan perdagangan bahan logam. Dengan perdagangan barang dari logam ini masyarakat sudah mulai berinteraksi dengan dunia luar. 

Bahan dari besi ataupun perunggu bisa dilebur dengan api sehingga mereka dapat membuat berbagai bentuk peralatan yang lebih bagus dan banyak kegunaannya. Jenis benda perunggu yang dikenal di Indonesia, antara lain berupa nekara, kapak, bejana, arca perhiasan, dan senjata. Kadang kala ada benda yang dbuat sangat bagus sehingga tidak digunakan sebagai alat keperluan sehari-hari, tetapi disimpan sebagai benda pusaka. Dalam masa perundagian, manusia purba mulai hidup menetap dengan membentuk beberapa kelompok. Kelompok itu semakin bertambah sehingga terbentuk suku. Suku tersebut bermukim tidak jauh dari kehidupan suku, rakyat, memilih seseorang untuk dijadikan pemimpin. Selain capak, seorang pemimpin juga harus mempunyai fisik dan mental yang kuat. Pemimpin ini sangat ditaati dan dihormati karena jasa-jasanya. Untuk mengenang jasanya, apabila seorang pemimpin meninggal dibuatlah sebuah menhir. Menhir ini dianggap sebagai tempat tinggal rohnya, sedangkan tubuhnya dikubur dalam dolmen atau dipeti kubur batu. 

Sekian artikel tentang Mendalami Sejarah : Masa Perundagian semoga bermanfaat