Rabu, 06 November 2019

Tari dari Jawa Tengah, Klasik, Tradisional, dan Kreasi Baru

Jawa Tengah termasuk provinsi yang masyarakatnya memiliki sense of art yang tinggi sejak dahulu. Hal ini dibuktikan dengan beragamnya jenis tarian yang diciptakan dan beredar luas hingga saat ini. Berikut ini, kami akan membahas beberapa contoh tari dari Jawa Tengah tersebut mulai dari jenis tari klasik, tari tradisional, hingga tari kreasi baru. Silakan disimak!

Tari dari Jawa Tengah

1. Tari Bedhaya
Tari bedaya adalah tari klasik dari Jawa Tengah yang bertemakan tentang kisah percintaan. Tarian yang berasal dari keraton Kasunanan Surakarta ini dikenal luas dan mengalami perkembangan di masa pemerintahan Paku Buwono II hingga Paku Buwono 8. Beberapa pengembangan gerak tari bedaya yang masih dapat ditemukan hingga saat ini misalnya Bedhoyo Durudasih, Bedhaya Endhol-endhol, Bedhaya Pangkur, Bedhaya Kaduk Manis, Bedhaya Tejanata, Bedhaya Sukaharja, Bedhaya Sinom, Bedhaya Gambir Sawit, Bedhayo Kabor, dan Bedhaya Ketawang.

Jawa Tengah termasuk provinsi yang masyarakatnya memiliki  Tari dari Jawa Tengah, Klasik, Tradisional, dan Kreasi Baru
2. Tari Gambyong
Tari Gambyong adalah suatu tari klasik dari Jawa Tengah yang disajikan sebagai penghormatan pada tamu atau saat mengawali suatu acara sakral. Ciri khas dan keunikan tarian ini terletak pada selarasnya gerakan para penari dengan irama gending dan kendang yang dimainkan. Gending yang selalu mengawali tarian ini adalah gending pangkur, sedangkan alat musik yang dimainkan selain kendang antara lain gender, kempul,kenong, dan gong.

3. Tari Bondan
Tari dari Jawa tengah selanjutnya adalah Tari Bondan. Sama seperti tari bedhaya, tari bondan juga berasal dari daerah Surakarta. Tarian ini menggambarkan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Boneka mainan, payung, kendi, dan properti lainnya adalah ciri khas tarian yang dahulu diwajibkan pada setiap kembang desa di daerah Solo ini.

4. Tari Serimpi
Tarian Serimpi adalah tarian dari Yogyakarta, Jawa Tengah yang bernuansa sedikit mistis.  Gerakan tari yang umumnya diiringi dengan tabuhan gamelan ini menggambarkan proses terjadinya asal usul manusia. Empat penari putri yang memainkan tarian ini secara bersama-sama untuk saling memadukan gerakannya yang penuh makna.

5. Tari Beksan Wireng
Tari beksan wireng adalah tari dari Jawa Tengah yang melambangkan ketangkasan prajurit dalam perang dan menggunakan senjata. Tarian ini diciptakan oleh Prabu Amiluhur untuk menyemangati putranya supaya lebih tangkas dan siap tumbuh dewasa menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam memimpin kerajaannya kelak.

Jawa Tengah termasuk provinsi yang masyarakatnya memiliki  Tari dari Jawa Tengah, Klasik, Tradisional, dan Kreasi Baru
6. Tari Ebeg atau Kuda Lumping
Tari ebeg atau lebih dikenal dengan nama kuda lumping, jaranan, atau jatilan, adalah tari tradisional dari Jawa Tengah yang berisi unsur religi, unsur ritual, sekaligus unsur hiburan. Gerakan para penarinya menggunakan kuda tiruan menggambarkan kisah perjuangan Sunan Kalijaga yang dibantu oleh Raden Patah dalam perlawanan menghadapi pemerintah Kolonial Belanda.

7. Kethek Ogleng
Kethek Ogleng adalah bentuk kesenian tari rakyat yang berasal dari Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Tari ini menceritakan tentang kisah Raden Gunung Sari yang menjelma menjadi seekor kera jelmaan. Penjelmaan Raden Gunung Sari menjadi seekor kera dimaksudkan untuk mengelabuhi pengawal kerajaan yang menghadangnya saat ingin masuk untuk mencari Dewi Sekartaji.

8. Sintren
Sintren adalah tari tradisional Jawa Tengah yang mengkisahkan cinta tanpa restu dari seorang pria. Tari Sintren umumnya dimainkan oleh seorang gadis penari yang masih perawan. Ia menari seperti biasa dan ditengah pertunjukan ia akan kesurupan roh bidadari yang dimiliki pawangya. Pertunjukan akan semakin asik jika si sintren sudah mabuk dan tidak sadarkan diri.

Jawa Tengah termasuk provinsi yang masyarakatnya memiliki  Tari dari Jawa Tengah, Klasik, Tradisional, dan Kreasi Baru
9. Tari Jlantur
Tari Jlantur adalah tarian asli daerah Jawa Tengah yang dimainkan sedikitnya oleh 40 pria. Tarian ini menggambarkan bentuk perjuangan Pangeran Diponegoro dalam perang melawan penjajah. Keempat puluh penari tersebut biasanya akan mengenakan properti tari berupa ikan kepala gaya Turki dan kuda kepang atau kuda tiruan.

10.  Tari Prawiroguno
Tari prawirogomo termasuk jenis tari kreasi baru dari Jawa Tengah yang menggambarkan ketangkasan seorang prajurit dalam berlatih. Gerakan-gerakan menyerang musuh dengan properti berupa tameng dan pedang biasanya akan menyertai pertunjukan tarian ini.

11. Tari Ronggeng
Tari ronggeng adalah tari dari Jawa yang meski memiliki nilai estetis tinggi, namun peminatnya mulai turun di masa kini. Tema tarian yang erotis serta gerakan penarinya yang cenderung dapat membangkitkan nafsu lelaki membuat tarian yang diciptakan Endang Caturwati ini dirasa tak cocok untuk dipertunjukan di masa sekarang ini.

12. Tari Kumbang
Tari Kumbang adalah tari dari Jawa tengah yang mengilustrasikan sepasang kumbang jantan dan betina yang tengah mengisap sari bunga di taman. Keduanya berterbangan kian ke mari sembari berkejar-kejaran. Suasana romantis yang ditunjukan dalam tarian tersebut akan membuat para penonton berimajinasi sangat jauh. Oleh karena itu, tarian ini hingga sekarang masih menjadi favorit bagi muda mudi di Jawa Tengah.

13. Tari Wira Pertiwi
Tarian Wira Pertiwi ada contoh tari kreasi baru ciptaan Bagong Kussudiardjo yang cukup dikenal hingga saat ini. Tarian ini menggambarkan sosok kepahlawanan seorang prajurit putri Jawa. Ketegasan, ketangkasan, dan ketangguhan mereka tergambar jelas dalam gerak tarian yang dinamis.

Nah, itulah beberapa tari dari Jawa Tengah mulai dari jenis tari klasik, tari tradisional, hingga tari kreasi baru yang dikembangkan oleh para musisi-musisi tari Jawa Tengah. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dalam menambah khasanah pengetahuan kita tentang tari Indonesia.